Article Detail

Meneladan Ibu Sederhana yang Visioner

Sebagai mitra kerasulan Suster-suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus yang diberi kesempatan untuk melanjutkan karya besar pendidikan yang telah dirintis oleh Ibu Elisabeth Gruyters, sudah selayaknya jika selalu berupaya untuk semakin mengenal lebih dekat spiritualitas Ibu Elisabeth. Hal ini dimaksudkan agar kita semakin memahami dengan jelas makna dan arti kehadiran Ibu Elisabeth Gruyters di dunia ini khususnya di dunia pendidikan sehingga kita semakin dapat menghidupi semangat Ibu Elisabeth dalam pelayanan pendidikan.

Dalam rangka tujuan di atas, Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Tangerang menghadirkan Sr.Melanie Giniyati CB untuk berbagi pengalaman batin terkait kepemimpinan Ibu Elisabeth Gruyter dalam workshop Kepemimpinan Bunda Elisabeth. Workshop dilaksanakan pada tanggal 1-2 Oktober 2013 di Rumah Doa Guadelupe dan diikuti oleh seluruh pejabat struktural unit sekolah dan Kantor Wilayah.

Mengantar proses workshop, Sr. Rosiana Susilo Astuti CB selaku Kepala Kantor Wilayah menekankan kembali  bahwa Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus berkomitmen  memberikan pelayanan pendidikan untuk membantu generasi muda dalam mengembangkan diri menjadi manusia yang berkepribadian utuh yang berbelarasa dan berkompetensi tinggi dalam spiritual, emosional, intelektual, sosial, serta memiliki daya juang yang tinggi. Oleh karena itu penyelenggaraan pendidikan di unit sekolah harus mampu meneteskan nilai-nilai keutamaan yang merupakan semangat pendiri.

Lebih lanjut Sr. Melanie CB menyampaikan 3 unsur pokok pelayanan Ibu Elisabeth dalam melayani masyarakat dan para susternya sendiri. Tiga unsur tersebut adalah iman yang dalam dan ampuh, cinta kasih yang bernyala-nyala, dan harapan yang teguh. Dengan metode bercerita, tanya jawab, sharing, diskusi/kerja kelompok serta pemutaran film kepemimpinan Ibu Elisabeth, Sr. Melanie CB mengajak peserta worshop untuk berefleksi dan berkomitmen mengamalkan tiga unsur pokok spiritualitas Ibu Elisabeth dalam karya nyata pelayanan pendidikan di Tarakanita. Tugas ini tidaklah mudah mengingat keunikan peserta didik serta keterbatasan kita. Tak lain dan tak ada jalan lain kecuali bersandar pada Dia yang mengutus kita. Semoga Tuhan menyertai langkah pelayanan kita. *Bonifatius

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment