Article Detail
Upacara Bendera HUT RI ke-71 di Sekolah Tarakanita Gading Serpong
Dalam rangka memperingati HUT RI ke-71 yang jatuh pada hari Rabu, 17 Agustus 2016, para peserta didik jenjang SD (kelas 5-6), SMP dan SMA melaksanakan upacara bendera pukul 07.00 s.d. pukul 08.00 WIB di lapangan sepak bola SD Tarakaknita Gading Serpong yang diikuti oleh seluruh karyawan unit karya KB-TK, SD, SMP dan SMA serta perwakilan dari Kantor Wilayah.
Bertindak sebagai pembina upacara Kepala Divisi Pendidikan B. Bambang Sudarmono, M.Pd mengajak untuk bersyukur, karena begitu kita lahir sudah bisa menghirup udara kemerdekaan. 71 tahun yang lalu, para pejuang membela, memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan sampai dengan titik darah penghabisan. Kita bersyukur atas jasa para pejuang.
Dalam kesempatan itu Bapak Bambang Sudarmono, M.Pd. mengajak seluruh peserta upacara untuk mengingat kembali arti kata merdeka dan memaknai kata merdeka itu dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai karyawan maupun peserta didik Tarakanita.
Kata merdeka merupakan kata penyemangat yang di populerkan oleh Bung Karno, di dalam memberikan semangat para pejuang dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Kata merdeka juga digunakan oleh Malaysia dan Singapura untuk mengusir penjajahan. Kata merdeka merupakan kata serapan dari bahas sansekerta "Maharddhika" yang artinya penguasa, kemudian diserap kedalam bahasa Jawa "Mardiko" artinya tidak tunduk pada siapa pun, kecuali pada raja dan Tuhan. Kemudian diserap kedalam Bahasa Indonesia merdeka yang salah satu artinya “bebas” (dari perhambaan, penjajahan).
Bagaimanakah kita memaknai kata merdeka? sungguhkah kita sudah merdeka?
di dalam dunia pendidikan masih ada penjajahan, bagaimana model pembelajaran itu dikembangkan semakin maju, jangan sampai dari dulu sampai sekarang dan kedepannya tidak ada sebuah perubahan. Begitu juga anak-anak di dalam belajar tidak hanya membaca buku, atau pembelajaran hanya didapat dari bapak ibu guru, karena bapak ibu guru bukan satu-satunya sumber belajar, anak-anak diharapkan dapat meng-explore pembelajaran dari berbagai sumber, sehingga kita memiliki kebebasan di dalam berpikir.
Kata merdeka pernah menjadi sakral di hari-hari perjuangan bangsa memperoleh kemerdekaan. Banyak jargon atau semboyan diantaranya “merseka atau mati”, “sekali merdeka tetap merdeka”. Kata-kata tertulis di tembok-tembok sudut kota, dan sangat efektif untuk memotivasi dan membakar semangat bangsa. Analogi corat-coret yang memotivasi itu dapat kita terapkan dalam keluarga besar Tarakanita. Corat-coret kata yang memotivasi dan menginspirasi kita lakukan dalam hati rekan-rekan kita.
Bagaimana kita bisa memberikan motivasi, bisa memberikan inspirasi dan membangun di dinding hati rekan-rekan kita dan bukan hal-hal yang negatif. Sehingga yang tumbuh dan berkembang dalam diri kita adalah hal-hal yang positif.
Apakah kedisiplinan dan kejujuran sudah tertanam di dalam diri kita? kedisiplinan adalah perjuangan juga untuk merdeka. Supaya kita tidak terbelenggu oleh keegoisan dan kemalasan, supaya kita bisa menjadi anak-anak yang merdeka.
Banyak hal negatif lain di sekitar kita, namun kita memiliki payung yaitu Cc5 plus (COMPASSION, celebration, competence, conviction, creativity, community), KPKC (keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan), Kejujuran dan Kedisiplinan.
Falsafah sebuah payung, payung tidak bisa menghentikan derasnya hujan, namun kita bisa berlindung dari derasnya hujan sehingga kita tidak basah kuyup karenanya. Maka diharapkan Cc5 dapat tertanam dalam hati kita, tergores dalam hati kita, sehingga kita bisa memberikan motivasi dan inspirasi bagi sesama.
Bapak B. Bambang Sudarmono, M.Pd berharap semoga kita menjadi semakin merdeka. Dan sebagai penutup menyampaikan sebuah akronim MERDEKA
"MERasakan Damai Empati Kasih Amalkan pancasila"
Pelaksanaa upacara bendera HUT RI ke-71 berlangsung lancar karena telah dipersiapkan dengan baik oleh panitia dan didukung oleh cuaca yang baik, sehingga seluruh peserta didik dan karyawan dapat mengikuti dengan hikmat dan penuh semangat.
Bertindak sebagai pembina upacara Kepala Divisi Pendidikan B. Bambang Sudarmono, M.Pd mengajak untuk bersyukur, karena begitu kita lahir sudah bisa menghirup udara kemerdekaan. 71 tahun yang lalu, para pejuang membela, memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan sampai dengan titik darah penghabisan. Kita bersyukur atas jasa para pejuang.
Dalam kesempatan itu Bapak Bambang Sudarmono, M.Pd. mengajak seluruh peserta upacara untuk mengingat kembali arti kata merdeka dan memaknai kata merdeka itu dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai karyawan maupun peserta didik Tarakanita.
Kata merdeka merupakan kata penyemangat yang di populerkan oleh Bung Karno, di dalam memberikan semangat para pejuang dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Kata merdeka juga digunakan oleh Malaysia dan Singapura untuk mengusir penjajahan. Kata merdeka merupakan kata serapan dari bahas sansekerta "Maharddhika" yang artinya penguasa, kemudian diserap kedalam bahasa Jawa "Mardiko" artinya tidak tunduk pada siapa pun, kecuali pada raja dan Tuhan. Kemudian diserap kedalam Bahasa Indonesia merdeka yang salah satu artinya “bebas” (dari perhambaan, penjajahan).
Bagaimanakah kita memaknai kata merdeka? sungguhkah kita sudah merdeka?
di dalam dunia pendidikan masih ada penjajahan, bagaimana model pembelajaran itu dikembangkan semakin maju, jangan sampai dari dulu sampai sekarang dan kedepannya tidak ada sebuah perubahan. Begitu juga anak-anak di dalam belajar tidak hanya membaca buku, atau pembelajaran hanya didapat dari bapak ibu guru, karena bapak ibu guru bukan satu-satunya sumber belajar, anak-anak diharapkan dapat meng-explore pembelajaran dari berbagai sumber, sehingga kita memiliki kebebasan di dalam berpikir.
Kata merdeka pernah menjadi sakral di hari-hari perjuangan bangsa memperoleh kemerdekaan. Banyak jargon atau semboyan diantaranya “merseka atau mati”, “sekali merdeka tetap merdeka”. Kata-kata tertulis di tembok-tembok sudut kota, dan sangat efektif untuk memotivasi dan membakar semangat bangsa. Analogi corat-coret yang memotivasi itu dapat kita terapkan dalam keluarga besar Tarakanita. Corat-coret kata yang memotivasi dan menginspirasi kita lakukan dalam hati rekan-rekan kita.
Bagaimana kita bisa memberikan motivasi, bisa memberikan inspirasi dan membangun di dinding hati rekan-rekan kita dan bukan hal-hal yang negatif. Sehingga yang tumbuh dan berkembang dalam diri kita adalah hal-hal yang positif.
Apakah kedisiplinan dan kejujuran sudah tertanam di dalam diri kita? kedisiplinan adalah perjuangan juga untuk merdeka. Supaya kita tidak terbelenggu oleh keegoisan dan kemalasan, supaya kita bisa menjadi anak-anak yang merdeka.
Banyak hal negatif lain di sekitar kita, namun kita memiliki payung yaitu Cc5 plus (COMPASSION, celebration, competence, conviction, creativity, community), KPKC (keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan), Kejujuran dan Kedisiplinan.
Falsafah sebuah payung, payung tidak bisa menghentikan derasnya hujan, namun kita bisa berlindung dari derasnya hujan sehingga kita tidak basah kuyup karenanya. Maka diharapkan Cc5 dapat tertanam dalam hati kita, tergores dalam hati kita, sehingga kita bisa memberikan motivasi dan inspirasi bagi sesama.
Bapak B. Bambang Sudarmono, M.Pd berharap semoga kita menjadi semakin merdeka. Dan sebagai penutup menyampaikan sebuah akronim MERDEKA
"MERasakan Damai Empati Kasih Amalkan pancasila"
Pelaksanaa upacara bendera HUT RI ke-71 berlangsung lancar karena telah dipersiapkan dengan baik oleh panitia dan didukung oleh cuaca yang baik, sehingga seluruh peserta didik dan karyawan dapat mengikuti dengan hikmat dan penuh semangat.
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment